
Pementasan ulang Mamma Mia! The Musical pada tahun 2025 oleh Jakarta Art House berhasil dilaksanakan dengan overall 14 pertunjukkan. Lebih dari 12.000 penggemar telah menyaksikan pementasan bertaraf internasional ini di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Information tersebut mengindikasikan minat masyarakat yang kuat pada pertunjukan seni musikal bermutu, serta merupakan prestasi signifikan untuk Jakarta Art House yang didirikan tahun 2019 lalu.
Dengan umur yang terbilang masih sangat muda, kami berambisi untuk menunjukkan bahwa pembuatan produk bertaraf worldwide dapat dilakukan di Indonesia, serta dikerjakan oleh bakat dalam negeri dan memiliki standar mutu yang unggul.
” Jakarta Art House kali ini merilis produksi besar berupa musikal yang terdiri dari 14 penampilan. Ini merupakan upaya yang penuh ambisi namun masih dalam batas kenyataan guna mengokohkan industri persembahan seni di tanah air,” ungkap Fadli Hafizan, Produser Eksekutif Jakarta Art House.
Untuk menyajikan pengalaman luar biasa kepada para pemirsa, Jakarta Art House telah menerapkan sejumlah perbaikan di beragam bidang, mulai dari sisi seni hingga hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan seni. Menurut Aldy Inzaghi selaku Direktur Produksi Jakarta Art House, staf mereka merombak panggung pementasan secara keseluruhan guna menciptakan momen menarik dan baru bagi audiens.
Produksinya juga meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pertunjukan yang terjadi dua tahun sebelumnya.
” Kami memberikan segalanya di tahun ini. Kami berlatih setiap harinya mulai dari pagi sampai malam, mirip dengan jam kerja kantor biasa. Komunitas Jakarta Art House secara bertahap berkembang menjadi lebih profesional,” jelas Aldy.
Keceriaan para penonton tersebut, menurut Fadli, juga dipengaruhi oleh lagu-lagu ABBA yang membawa kenangan masa lalu. Mutiara Azka, sang pembintang sebagai Sophie Sheridan, mengalami perasaan serupa. Movie Mamma Mia dan musik ABBA telah menjadi bagian daripada pengalamannya ketika masih di bangku kuliah.
” Aku saat ini tengah menjalankan apa yang telah ku cintai, kukaji, dan kulakukan sejak tahun 2015. Hal ini word play here tak lepas dari doa serta pendidikanku oleh ibuku. Lewat karakter Sophie ini, aku melanjutkan impian milik ibuku di masa lalu. Selain itu, harapan saya adalah dapat memberi inspirasi pada wanita-wanita lain agar berani memiliki imajinasi seperti diriku,” jelas Azka.
Sorong dan Senyum Retak di Teater Taman Ismail Marzuki.
Dalam pentas kali ini, Jakarta Art House membawakan bukan saja sebuah pertunjukan teater musikal, namun juga eksperimen sosial bertajuk ‘Relung Rasa’, suatu perjalanan penuh cinta dan kehangatan untuk sang ibu, keluarga, maupun teman dekat.
Dengan menggunakan platfom ini, penonton dapat mengekspresikan cinta, permohonan maaf, atau kata-kata perasaan yang tersimpan di dalam hati. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang ada pada pertunjukan musikal Mamma Mia! Rerun 2025.
Tentang kasih sayang seumur hidup yang dimiliki seorang ibu terhadap tiap anaknya. Ketajaman perasaan ini word play here dialami secara mendalam oleh seluruh pemeran dalam produksi tersebut.
” Tiap kali bernyanyi lagu tersebut, saya selalu berlinangan air mata. Semakin bertambah umur, saya makin mengerti bahwa saya tetap membutuhkan ibu. Adegan itu amat pribadi bagi saya karena saya melihat bayangkan figur ibuku pada peran Ashley sebagai Donna,” ungkap Mutiara Azka, sang aktris yang memerankan Sophie Sheridan.
Pertunjukan ini berhasil menciptakan atmosfer kesejahteraan yang tidak hanya menyenangkan, namun juga menyinggung aspek paling dalam dari interaksi manusia. Produser tim berkeinginan agar Mamma Mia! The Musical Re-run 2025 bukan cuma dijadikan sebagai hiburan semata, melainkan juga tempat pertemuan lintas generasi yang akan dirindukan dan dibagikan secara bersama-sama.
Lagu-lagu hits, cerita yang dekat dengan hati penikmat musik, serta semangat besar dari audiens pada acara-acara terdahulu membuat Jakarta Art House melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menghidupkan kembali produksi pertunjukan tersebut.
Dengan pementasan ini, menurut Fadli, para penonton berbagai usia dapat sementara melupakan rutinitas harian mereka dan ikut bernyanyi dengan riang. Mamma Mia! The Musical Re-run 2025 oleh Jakarta Art House semakin membuktikan dirinya sebagai lembaga produksi yang sungguh-sungguh dalam mendukung pengembangan industri seni pertunjukan di Indonesia.
Sukses pengulangan Mamma Mia! The Musical pada tahun 2025 mengindikasikan bahwa antusiasme publik terhadap pertunjukan musikal semakin meningkat, memberi harapan positif untuk masa depan sektor ini.
(*)