
– Untuk orang-orang yang ingin meningkatkan pemahaman tentang bahasa Korea di Surabaya serta space sekitarnya, tidak lagi diperlukan perjalanan jauh keluar kota untuk menghadiri Tes Kemahiran dalam Bahasa Korea (Check of Talent in Korean/TOPIK). Dimulai dari bulan Mei nanti, Pusat Kebudayaan Korea Widya Mandala akan menjadi tempat pertama di Jawa Timur yang menyediakan ujian resmi tersebut.
“Sungguh suatu kebahagiaan dapat membawa TOPIK ke Surabaya. Ujian ini merupakan tes formal sebanding dengan TOEFL namun untuk bahasa Korea,” ungkap Choie Meehei, Sekretaris Jenderal dari BBB Korea, institusi spouse Widya Mandala pada acara pembukaan kelas-kelas Korea, hari Jumat tanggal 25 April.
TOPIK merupakan persyaratan utama bagi mereka yang ingin lanjut studi atau kerja di Korea Selatan. Tes ini terdiril dari enam tingkatan, serta adanya ujiannya di Surabaya dinilai sebagai kemajuan signifikan dalam mempermudah akses pendidikan bahasa Korea dengan standar profesi.
“Ini adalah kesempatan luar biasa, karena sebelumnya siswa dari Jawa Timur harus pergi ke Bali atau Yogyakarta untuk mengikuti ujiannya. Kini hal tersebut dapat dilaksanakan secara langsung di tempat ini,” katanya.
Di luar TOPIK, Pusat Korea juga menghadirkan kursus bahasa Korea yang terbagi menjadi tiga trimester tiap tahun. Setiap periode studi ini memiliki panjang 10 minggu, di mana siswa akan mendapatkan pengajaran selama dua jam sebanyak tiga kali in step with pekan. Menariknya, metode pengajaran disesuaikan agar proses belajarnya lebih ringan dan menyenangkan.
“Sudah diketahui bahwa masyarakat di Indonesia memiliki minat besar terhadap konten dari Korea seperti drakor, Ok-pop, serta acara selection. Oleh karena itu, kami memulai pembukaan beberapa kelas dengan tema santai, termasuk yang berfokus pada lirik lagu, drakor, sampai budaya popernya,” jelas Choie.
Hanbok, masakan Korea, serta kerajinan tradisional juga turut menjadi bagian dari pembelajaran tersebut. Tersedia pula sesi memakai Hanbok dengan sistem biaya reservasi yang akan di kembalikan setelah acara selesai.
Usia para partisipan sangat beragam, mulai dari anak kecil yang di bawah usia 10 tahun sampai dengan orang dewasa. “Tujuan kami adalah merangkul lebih banyak individu, tidak hanya dalam hal pembelajaran bahasa, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan pertukaran budaya antara Indonesia dan Korea,” jelas Choie.